PERISTIWA PENGGABUNGAN USAHA BANK
PERISTIWA PENGGABUNGAN USAHA BANK
Merger
Contoh Satu: Merger Bank Lippo dan
Bank Niaga
Perusahaan
yang melakukan Merger adalah antara Bank Lippo dengan Bank Niaga pada tahun
2008. Ingat, sifat dari merger adalah penggabungan antara dua perusahaan yang
mana yang satu mempunyai ukuran yang relatif lebih kecil daripada yang lainnya.
Antara Bank Lippo dan Bank Niaga, keduanya bergabung untuk memperkuat posisinya
di kancah persaingan global.
Contoh Merger yang dilakukan oleh
Bank Lippo dan Bank Niaga
Mereka
menyetujui untuk menggabungkan perusahaan dengan kriteria Merger. Dari Merger
kali ini perusahaan yang relative lebih kecil ukurannya adalah Bank Lippo,
sehingga bank Lippo merelakan untuk diganti saham yang beredar dengan saham
Bank Niaga. Dengan demikian, harga tertentu yang telah disepakati mereka
berdua tiap saham Bank Lippo dihargai dengan harga tertentu sehingga
mendapatkan nilai yang cocok untuk dibeli oleh Bank Niaga. Sehingga saham Bank
Lippo berganti nama dengan Saham Bank Niaga.
Setelah
kesepakatan, kedua Bank ini menyetujui untuk mengubah nama mereka after merger
menjadi Bank CIMB Niaga.
Nah
inilah hasil yang diharapkan dari Merger kali ini, yaitu Leverage (Pengungkit)
kekuatan kedua Bank untuk menjadi satu dengan kekuatan yang baru serta more
creating value bagi CIMB Niaga. Kalau kita ingin mengetahui bagaimana kinerja
mereka after (setelah) Merger, maka kita dapat menggunakan beberapa metode yang
sudah umum dikalangan manajer perusahaan
- Dinilai dengan Metode Earning perusahaan Setelah Merger. (EPS/ Earning Per Share)
- Dihitung Market Share nya, ini merupakan pekerjaan khusus bagi manajer pemasaran untuk menghitung perluasan pasar setelah melakukan merger
- Menghitung Kapitalisasi Pasarnya atau Economic Gain nya.
Untuk
melihat tentang keefektifan dari Merger suatu perusahaan, maka analis keuangan
perlu melakukan di antara tiga hal diatas. Lalu bagaimana dengan Merger Bank
Lippo dan Bank Niaga?
Metode Earning Per Share
Kita
lihat Laporan Keuangan Perusahaan sebelum dan sesudah Merger. Mengapa mesti
melihat Laporan Keuanganya? Nah, baik, saya jelaskan. Laporan keuangan suatu
perusahaan mengandung banyak informasi tentang perusahaan. Di dalamnya kita
bisa mengukur bagaimana sebuah perusahaan bisa berkembang dan bagaimana
perusahaan akan mengalami financial distress (gejala-gejala penyakit
financial). Nah, maka dari itu, dalam metode ini kita mengukurnya dengan
Earning Per Share (Pendapatan Per Lembar Saham). Hal ini dapat diketahui dengan
melihat Earning dibagi dengan jumhlah lembar saham, dengan kalimat yang lebih
jelas yaitu laba per lembar saham.
Pada
sebuah penelitian mahasiswa Universitas Padjadjaran bahwa earning per share
Bank CIMB Niaga setelah merger meningkat sebanyak 0.29842 poin dari Rp13.87444
menjadi Rp14.17289. Artinya tiap lembar saham meningkat earningnya
sebesar 0.29842 satuan.
Namun
peningkatan ini tidak lebih besar signifikan secara statistik dengan t hitung
(-0.07) ≤ t tabel (1.761). Hal ini dimungkinkan karena pertambahan tidak
terlalu banyak dan juga adanya pertambahan jumlah saham beredar sebanyak
11.051.151.514 yang didapat dari konversi saham.
Capital Gain Capital gain Bank CIMB Niaga juga
meningkat setelah merger sebanyak 2.8223867 poin dari 5.109399% menjadi
7.9317857%. Namun, hal ini tidak lebih besar signifikan secara statistik dengan
t hitung (-0.26) ≤ t tabel (1.761). Hal ini dimungkinkan karena tidak banyaknya
pertambahan dan harga saham yang fluktuatif. Debt to equity ratio
Bank CIMB Niaga setelah merger meningkat sebanyak 4.09958 poin dari 28.26778%
menjadi 24.16882%. Hal ini berkebalikan dengan hipotesis yang dibuat yaitu DER
setelah merger lebih kecil signifikan daripada sebelum merger. Hasil penelitian
ini juga tidak signifikan secara statistik dengan t hitung (-1.38) ≥ -t tabel (-1.761). Hal
ini dimungkinkan karena adanya pertambahan hutang Bank CIMB Niaga dari Bank
Lippo melalui merger. Kesimpulannya dari penelitian ini adalah EPS, capital
gain dan DER meningkat setelah merger.
Market Share Pada cara penilaian ini
dibutuhkan marketer yang mengukur berapa market share sebelum dan sesudah
merger. Yaitu cakupan pasarnya apa ada peningkatan setelah melakukan
penggabungan atau malah mengalami penurunan.
KONSOLIDASI
- BBD (Bank Bumi Daya)
- Bank Bapindo
- Bank Dagang Negara
- Bank Exim
Contoh
Konsolidasi yang dilakukan oleh Bank Bumi Daya, Bank Exim, Bank Dagang Negara,
dan Bapindo
Mereka
berempat melakukan konsolidasi dan berubah menjadi Bank Mandiri. Keempat
Bank tersebut mengalami kesulitan dalam mengentaskan permasalahan rumah tangga
perusahaannya saat krisis ekonomi melanda Indonesia. Untuk menghentikan
usahanya yang selama ini mereka bangun pun merupakan hal yang sayang untuk
dilakukan. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk dapat melakukan protect terhadap
kemungkinan yang terjadi akibat krisis adalah bersatu padu dengan bank yang
lain dengan melakukan kerjama dalam bentuk konsolidasi. Kerjasama dalam bentuk
konsolidasi ini bisa terjadi ketika sekelompok perusahaan yang mempunyai motif
yang sama dalam meraih kehidupan baru bersama di masa akan datang.
Konsolidasi
keempat perusahaan ini terbukti berhasil dengan membuahkan Bank Mandiri yang
menjadi salah satu Bank besar di Indonesia yaitu Bank Mandiri.
AKUISISI
Contoh
satu: Semen Padang yang diakuisisi oleh Semen Gresik.
Di
dalam hal ini, pihak Semen Gresik melakukan pembelian terhadap sebagian besar
Saham Semen Padang sehingga, Semen Gresik memiliki kekuasaan terhadap manajemen
perusahaan Semen Padang. Tetapi operasi kedua perusahaan masih bediri
sendiri-sendiri.
Comments
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Saran Dan Kritik Anda